Pentingnya Mengapresiasi Divisi Desain Grafis di Setiap Kegiatan Organisasi Kampus

Setiap organisasi kampus pastinya memiliki agenda kegiatan yang merupakan bagian dari program kerja selama satu periode kepemimpinan, mulai dari masa orientasi, malam keakraban (makrab), seminar, sampai konser-konser yang meriah.

Dalam setiap kegiatan yang diadakan, tentunya membutuhkan seperangkat panitia yang berfungsi sebagai pelaksana dari kegiatan tersebut, di antaranya divisi yang ada dalam kepanitian tersebut adalah divisi Desain Grafis, atau biasanya masuk ke dalam lingkup divisi Publikasi, Dekorasi, dan Dokumentasi (PDD).

Terlebih di masa sekarang ini, publikasi menjadi hal yang penting dalam setiap kegiatan organisasi mahasiswa, tampilan layout poster dan postingan di sosial media seperti Instagram sangat berpengaruh pada jalannya kegiatan tersebut.

Tentu saja pihak yang paling berjasa dalam hal ini adalah desainer grafis, tanpa ide kreatif dan kemahiran menggunakan tools desain grafis, tidak akan ada postingan-postingan cantik dan menarik dalam kegiatan-kegiatan organisasi mahasiswa.

Namun sangat disayangkan, dan bahkan sudah menjadi rahasia umum, meskipun desainer grafis yang termasuk elemen penting dalam panitia kegiatan, seringkali tidak dihargai dan tidak diapresiasi dengan baik.

Fakta ini saya dapatkan dari rekan-rekan saya yang meskipun berbeda program Studi, Fakultas, maupun Universitas, merasakan pahit getirnya menjadi seorang desainer grafis bagi suatu kegiatan organisasi kemahasiswaan.

Di jaman yang modern dan penuh cahaya ilmu pengetahuan ini, ternyata masih banyak oknum-oknum yang menganggap sebuah desain itu dibuat dengan cara yang mudah.

Ternyata masih banyak pemikiran bahwa, membuat sebuah desain yang memiliki nilai pesan yang efektif dan estetika itu dibuat dengan cara asal comot, tempel, dan masukan tulisan setelah itu selesai menjadi sebuah desain grafis bagus.

Baca juga: 6 Makanan Khas Karyawan yang Biasa Ada di Kantor

Masih banyak OKNUM yang berfikir semua dapat diselesaikan secepat artificiall intelegence (AI) yang gak ngerti nilai seni sama sekali, akan tetapi ada yang sering terlupakan bahwa seorang desainer grafis harus mencari ide dan konsep yang sesuai dengan acara yang akan dilaksanakan.

Untuk menghasilkan desain grafis dengan nilai informasi dan visual yang dapat diterima oleh khalayak umum, divisi kreatif ini membutuhkan jam terbang dan kreatifitas yang tinggi, karena prosesnya tidaklah sederhana seperti membuat keributan di kampus.

Sebuah desain grafis dibuat dengan melewati beberapa tahap, dimulai dari menentukan konsep ide yang akan diangkat yang sesuai dengan jenis dan tema acara, pencarian referensi, pembuatan icon dan elemen visual lainnya yang mendukung, lalu eksekusi menggunakan perangkat lunak (software) yang memadai.

Belum lagi jika perangkat lunak atau tools yang dipakai harus berbayar dan hanya digunakan oleh para desainer profesional, karena banyak dari software desain grafis tidaklah gratis dan mudah untuk digunakan, contohnya CorelDRAW, Adobe Ilustrator, Affinity Designer, sampai Canva Pro.

Sangat disayangkan jika sebuah kegiatan organisasi mahasiswa yang sering mengaku agent of change dan menolak budaya korupsi harus menggunakan software bajakan, karena itu sangat kontradiktif.

Terlebih kegiatan organisasi mahasiswa yang profit oriented, seharusnya menganggarkan sedikit biaya untuk divisi ini (desain grafis), karena selain harus punya otak yang kreatif, seorang desainer grafis juga harus memiliki kompter yang mumpuni untuk mengoprasikan software desain grafis dengan waktu yang lama.

Desain grafis adalah sebuah karya seni yang dibuat dengan melalui serangkaian proses yang cukup panjang (belum lagi jika banyak revisi) secara bertahap dan disiplin, tidak ada karya seni yang dibuat secara instan.

Oleh karena itu hargailah setiap karya visual yang dihasilkan oleh seorang pekerja kreatif, yang paling sederhana untuk dilakukan adalah ucapkan terlebih dahulu “terima kasih” sebelum meminta revisi apalagi meminta untuk membuat kembali dari awal dengan berbagai macam alasan.

Baca juga: Film Home Sweet Loan: Merapal Nestapa Kelas Menengah yang Sulit Punya Rumah

Hakikat dari sebuah desain adalah mengolah informasi lalu menyajikan kembali infromasi tersebut melalui penggambaran visual agar pesan tersampaikan kepada publik.

Atau fungsi lain dari Desain Grafis adalah menciptakan, Awareness (Kesadaran/Daya Tarik), Interest (Minat), Desire (Keinginan), dan Action (Aksi) atau biasa disingkat AIDA.

Desain adalah unsur sangat berpengaruh dalam sebuah acara namun desain jugalah yang sering tidak kita hargai. Desain akan membuat sebuat kegiatan atau acara memiliki identitas yang teringat di hati pesertanya.

Selain itu, desain mampu memberikan corak-corak dan icon yang terikat sebagai ciri khas dari acara tersebut, contoh saja desain-desain yang sering dipublikasikan oleh The Adams band dalam media sosialnya, dengan desain yang khas, menjadikan para fans terinspirasi untuk membuat desain serupa dengan gaya desain di media sosial band favoritnya, (yaa karena saya seperti itu).

Semua unsur menyatu dengan sempurna, mulai dari garis, bentuk, warna, sampai tulisan, dengan tata letak yang kreatif menjadi satu dan memberi kesan yang menarik sebagai sebuah informasi yang harus diketahui.

Namun sebenarnya, dari tulisan ini penulis ingin menyampaikan, bahwa menghargai karya desain tidaklah harus dengan uang atau materi, cukup dengan pengakuan dan apresiasi bukan seperti perbudakan, “coba ganti warna, coba fontnya ganti” woi!minimal apresiasi dulu brengsek!.

Walaupun teknologi terus berkembang, dengan banyaknya AI yang dapat digunakan untuk membuat desain grafis, akan tetapi seorang desainer grafis pasti memiliki ciri khasnya sendiri dan karyanya lebih bernilai dibandingkan hasil buatan robot.

By Adimas Gesang

Aku berkarya maka aku ada

Publikasi Serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *