DemosMagz – Israel dan Hamas berencana akan melakukan genjatan senjata setelah 15 bulan perang yang menghancurkan rumah-rumah dan gedung lebih dari 2,3 juta warga Palestina.
Menurut Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al Thani mengumumkan bahwa kesepakatan tersebut akan berlaku mulai hari Minggu (19/01/2025) seperti dikutip Al Jazeera pada Rabu.
Kesepakatan tersebut diharapkan akan dilaksanakan dalam tiga bulan dan memastikan sekitar 600 truk bantuan kemanusiaan akan diizinkan masuk ke Jalur Gaza setiap hari.
Namun kesepakatan tersebut masih menjadi kekhawatiran masyarakat Palestina mengingat Israel pernah melanggar komitmen mengenai Genjatan Senjata menurut Abu Azzoum jurnalis Al Jazeera.
“Namun, Israel memiliki sejarah pelanggaran yang sangat panjang terkait komitmen terhadap perjanjian gencatan senjata,” kata Abu Azzoum pada (16/01/2025).
Namun apa saja tahapan genjatan senjata antara Israel dan Hamas dalam waktu tiga bulan tersebut, berikut penjelasannya:
Hari Pertama (19 Januari 2025)
Dihari pertama, tawanan Israel pertama akan dibebaskan dan alat alat perang akan dimatikan, dan badan-badan bantuan kemanusian akan masuk ke Gaza tanpa hambatan untuk memberikan bantuan kepada rakyat Palestina yang menjadi korban kekejaman agresi Israel.
Hari Ketujuh (25 Januari 2025)
Pada hari ketujuh, rakyat Palestina yang mengungsi akan diizinkan kembali ke Gaza utara tanpa membawa senjata dan tanpa pemeriksaan melalui Jalan al-Rashid.
Penduduk Gaza yang telah mengungsi akan diizinkan kembali ke utara Koridor Netzarim, sebuah wilayah yang dibuat oleh militer Israel yang membagi gaza utara dan selatan.
Namun dengan pemeriksaan yang akan dilakukan oleh perusahaan swasta yang akan diputuskan oleh mediator dalam koordinasi dengan pihak Israel.
Baca juga: Israel Frustasi, Tingkatkan Serangan Hingga Tewaskan 100 Orang Jelang Gencatan Senjata
Hari ke 16 (3 Februari 2025)
Pada hari ke-16 setelah dimulainya gencatan senjata, Israel dan Hamas serta para pihak yang terlibat, akan melakukan perundingan tahap kedua.
Hari ke 22 (9 Februari 2025)
Pada hari ke-22 ini, warga sipil akan diizinkan kembali ke utara dari Jalan al-Rashid dan Jalan Salah al-Din tanpa pemeriksaan militer Israel.
Hari ke-42 (1 Maret 2025)
Pada hari ke 42, para pihak bersepakat untuk membebaskan 33 tawanan Israel sebagai ganti 100 tawanan Palestina. Selain itu, Israel harus mulai menarik pasukannya dari Koridor Philadelphia, yang memisahkan Gaza dari Mesir.
Menurut laporan AL Jazeera, Israel masih enggan untuk melakukan kesepakatan damai dengan Hamas. Namun Mesir, Qatar, dan AS telah menjanjikan kepada Hamas bahwa negosiasi akan terus berlanjut.
Hari ke-50 (9 Maret)
Hari ke-50 Koridor Philadelphia sudah ditinggalkan secara penuh oleh pasukan Israel
Hari ke-84 (12 April )
Pada saat inilah, jenazah para tawanan yang tersisa diserahkan kepada masing-masing pihak (Israel dan Hamas) sebagai imbalan atas rencana rekonstruksi tiga hingga lima tahun yang akan dilaksanakan di bawah pengawasan PBB.
Di sisi lain, AS telah mendesak agar Otoritas Palestina dibentuk kembali untuk mengelola Gaza setelah gencatan senjata.
Walaupun waktu pelaksanaan Genjatan Senjata sudah ditetapkan, Militer Israel masih saja melakukan serangan dan menewaskan 101 orang Palestina. 27 di antaranya adalah anak-anak, dan 31 perempuan.
1 komentar