DemosMagz – Kasus dugaan kekerasan seksual yang terjadi terhadap Sales Promotion Girl (SPG) oleh salah satu anggota DPRD Kabupaten Cirebon menuai tanda tanya. Sebab kasus tersebut kini berhenti diperbincangkan dan belum jelas penyelesaiannya.
Tanpa adanya kelanjutan, (IN) yang merupakan SPG ini mengungkapkan bahwa dirinya telah mengganti kuasa hukum (pengacara) yang sebelumnya (Y) dan kini menjadi (R).
Alasan ia mengganti kuasa hukumnya adalah karena komunikasi terkait kasus yang sedang menimpanya kurang baik serta adanya upaya pihak luar untuk mendamaikan kasus ini secara sepihak.
Lebih lanjut, kata (IN) pengacara (Y) ini sudah ada terlebih dahulu sebelum dirinya menginjakkan kaki di rumah aman yang disediakan KPAID Kabupaten Cirebon.
“Setelah pulang kerja sekitar jam 9 malam itu saya langsung pergi ke rumah aman dan belum pulang ke rumah selama satu bulan dua minggu. Kemudian pas saya datang ke rumah aman ini tuh sudah ada pengacara (Y) yang ternyata dipilihkan oleh pihak rumah aman,” tambahnya.
Ia juga menuturkan bahwa saat sesampainya di rumah aman, keadaan rumah aman sudah banyak orang dan wartawan.
“Pas datang kesitu (rumah aman) sudah ramai, karena awalnya saya diantar oleh teman saya yang wartawan, terus kebetulan teman saya ini kenal dengan wartawan yang ada di rumah aman ini. Dan teman saya ini memberikan perhatian dengan cara sudah kasusnya ditangani oleh pak (Y) saja,” pungkasnya.
Sebelumnya diduga korban berada di rumah aman selama satu bulan lebih dua minggu, dan kini IN sudah berani pulang ke rumah dengan keadaan yang sudah mulai membaik pasca mendapat tekanan mental akibat intimidasi dari berbagai pihak.
Walaupun kini kasusnya mulai meredup dan belum ada kejelasan dalam penyelesaiannya, akan tetapi ancaman intimidasi dari pihak-pihak tertentu masih rawan terjadi,
Sebelumnya, kasus dugaan kekerasan seksual yang dilakukan anggota DPRD Kabupaten Cirebon ini pertama kali mencuat ketika IN yang bekerja sebagai Sales Promotion Girl (SPG) di sebuah acara memutuskan untuk memviralkan pengalamannya melalui media sosial x, Jumat (06/12/2024).
Ia mengaku mengalami pelecehan di dua tempat berbeda dalam satu hari, yaitu di ruangan utama fraksi partai dan di ruang privat dalam ruangan tersebut.
“Saya melihat teman saya dicium di depan saya pada ruangan utama fraksi partai yang diliat banyak orang, lalu saya juga mengalami hal yang sama di ruang seperti sekat dalam ruangan utama fraksi,” ungkapnya.
Setelah kejadian itu, IN mengaku menerima banyak telepon yang membuat dirinya merasa tidak aman.
Bahkan, ia mendapat informasi bahwa terduga pelaku tengah mencarinya untuk bertemu.
“Saya tidak mau, saya takut dan menolak. Akhirnya saya kabur, langsung pergi ke rumah aman karena khawatir diintimidasi,” jelasnya.
Selain itu, IN juga mengaku mendapat tekanan dari berbagai pihak, termasuk brand tempatnya bekerja, yang meminta agar ia menghapus unggahannya.
“Saya tidak akan menutupi apa pun, dan saya siap mempertanggungjawabkan semua yang saya ceritakan, karena saya juga punya bukti,” tegasnya.
2 komentar