Demosmagz – Sejak lama film horor sangat digandrungi oleh masyarakat Indonesia. Tak ayal, jika penontonnya hampir selalu ramai dan tidak jarang mendatangkan jutaan penonton. Selain karena semakin membaiknya kualitas dari segala aspek. Mulai dari tema, skenario, dan sinematografi. Film horor Indonesia dianggap sangat relatable dengan kehidupan sehari-hari masyarakat kita.
DEMOS coba mengulik apa saja faktor yang membuat film horor Indonesia bisa sebegitu diterima oleh masyarakat Indonesia dan menjadi komoditas film yang laris dari masa ke masa.
Mari kita ulik dari sebuah film horor sekaligus film paling laris di Indonesia sepanjang sejarah. KKN di Desa Penari, sebuah film yang berhasil menorehkan catatan emas dengan menghadirkan 10 juta penonton ke bioskop! Salah satu kunci dari KKN di Desa Penari adalah film ini memang sudah ditunggu berkat sebuah utas viral di aplikasi X. Namun sepertinya bukan hanya faktor itu yang membuat KKN di Desa Penari meraup penonton yang besar.
KKN di Desa Penari punya cerita yang sederhana, ada sekelompok mahasiswa yang datang ke sebuah pelosok desa untuk menjalankan program kampus. Setelah tinggal di sana untuk beberapa waktu, mereka mengalami serangkaian peristiwa janggal beragam hantu mulai dari bersosok hitam, hantu penari Jawa hingga hantu nenek-nenek. Ditampilkan juga adegan kerasukan dengan plot twist soal tidak baiknya berbuat asusila disembarang tempat.
Baca juga: Film Home Sweet Loan: Merapal Nestapa Kelas Menengah yang Sulit Punya Rumah
Nah, faktor yang DEMOS maksud dalam menunjang suksesnya film ini adalah semua unsur dalam film KKN di Desa Penari menunjukan jika beberapa daerah di Indonesia sangatlah dekat dengan budaya mistis. Di tengah modernitas ini, kesan desa di Indonesia masihlah jadul, gelap, angker dan tertinggal. Masyarakat desa acapkali masih meyakini ‘kepercayaan’ tentang mistis, mitos dan klenik.
Film Horor Indonesia dekat dengan topik obrolan misteri yang menarik bagi masyarakat
Selain itu, dalam kehidupan sehari-hari, perbincangan tentang horror tidak luput begitu saja. Cerita-cerita penampakan hantu menjadi topik yang seru untuk diceritakan, bahkan sampai turun temurun. Ada yang pernah melihatnya di rumah, di kontrakan, di kantor, di sekolah, di kampus, hingga di rumah sakit. Apalagi kalau seseorang mengunjungi tempat baru. Konon, hantu akan lebih senang menampakkan diri kepada orang baru. Bahkan misal, ketika acara camping sekolah yang seharusnya berakhir ceria, bisa saja menjadi tidak terkendali ketika ada teman yang kerasukan.
Orang tua pun sering mewariskan cerita-cerita mistis pada anak-anaknya ketika kecil, dan lebih senang ‘mengajari’ dengan cara menakut-nakuti. Jangan keluar maghrib nanti ada sandekala. Jangan main petak umpet saat malam hari nanti diambil genderuwo. Jangan ke pantai pakai baju hijau nanti tenggelam, konon dibawa oleh Nyi Roro Kidul ke dalam istananya. Jangan membuka payung berwarna hitam di dalam rumah, pamali nanti ada yang meninggal.
Sadar atau tidak, masyarakat Indonesia memang tumbuh dalam kultur semacam ini, dan kalian pasti pernah mengalaminya, bukan? Ya setidaknya sekali seumur hidup. Hal itu yang akhirnya membuat KKN di Desa Penari berhasil dan kemudian seolah menjadi bahan bakar untuk rumah produksi lain membuat film horor karena melihat peluang bisnis yang menjanjikan.
Kalau menurutmu, faktor lain apa sih yang menyebabkan film horor Indonesia sangat disenangi oleh masyarakat?
[…] Episode 957 Seru Banget! Peringati Hari Santri UIN Siber Syekh Nurjati Hadirkan Cyber Expo Kaya Akan Budaya Mistis, Buat Film Horor Indonesia Jadi Laris Manis? Menilik Janji Politik Calon Bupati dan Wakil Bupati Cirebon 2024 Daftar Lengkap Nama Menteri […]