Pada hari itu, Soekarno demam suhu badannya tinggi secara tiba-tiba. Beberapa hari sebelumnya ia diculik oleh sekumpulan golongan muda yang memaksa merdeka.
Awalnya ia enggan namun akhirnya ia terima. Di hari Jum’at pada hari ke 17 Bulan Agustus yang bertepatan dengan bulan suci Ramadan. Proklamasi dikumandangkan. Indonesia Merdeka.
Soekarno dan Hatta akhirnya didapuk sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia. Menjadi orang pertama yang memimpin bangsa. Dari 17 Agustus di tahun 1945, usia negara ini terus beranjak dewasa dan kini sudah menyentuh angka 79.
Jika diibaratkan manusia, 79 adalah usia lansia, usia di mana seseorang sudah kenyang dengan asam dan garam kehidupan. Lantas bagaimana maknanya dengan usia sebuah negara?
79 tahun tentu bukan usia kemarin sore. Usia ini sudah cukup matang untuk disebut sebagai bangsa. Melewati banyak generasi. Dari generasi founding fathers sampai kini sudah dirasakan oleh generasi Alfa.
Baca juga: Demos Watch 1: 79 Tahun Kemerdekaan Kita
Tapi dari semua generasi yang kini merasakan manisnya kemerdekaan, perhatian Gen Z patut digarisbawahi. Merekalah anak muda yang kini tengah puber akan semangat nasionalisme, mereka adalah sosok yang puluhan tahun lagi akan memegang kemudi kapal bernama Indonesia.
Lantas bagaimana tanggapan mereka tentang perayaan kemerdekaan setiap tahunnya? Demos bertemu dengan sejumlah anak muda yang berkenan untuk Demos wawancarai.
Apa Kata Mereka Tentang Merayakan Hari Kemerdakaan?
Sebagian dari mereka menyebut jika merayakan kemerdekaan adalah hal yang penting, sebab hari kemerdekaan adalah momen yang spesial bagi masyarakat Indonesia.
Hanifa contohnya, gadis muda asal xxx ini menyebut jika perayakan kemerdekaan adalah momentum merajut persatuan.
“Merayakan kemerdekaan merupakan momen yang spesial bagi masyarakat Indonesia untuk meningkatkan persatuan dan kesatuan bangsa terutama di lingkungannya sendiri,” ucap Hanifa.
Baca juga: Mencari Jalan Tengah untuk Sampah Merah Putih
Setali tiga uang dengan Hanifa, Rafi dan Ilfa dua pemuda pemudi berusia 22 dan 20 tahun juga beranggapan serupa. Bagi mereka merayakan kemerdekaan adalah momentum setahun sekali yang patut diperingati.
Namun ada juga yang Gen Z yang memberikan pendapat berbeda. Menurutnya merayakan kemerdekaan adalah hal yang biasa.
Gen Z tersebut adalah Fido Devara yang berani memberi nilai 5 dari 10 untuk perayaan kemerdekaan. Menurutnya tidak semua orang bisa menyesap kebahagiaan kemerdekaan
“Menurut saya sih 5, karena ada yang mengikuti tetapi ada juga yang tidak contohnya orang yang sudah sepuh,” ucapnya pria berusia 23 tahun itu.
Suka atau tidak suka, tanggal 17 Agustus akan selalu kita temui setiap tahun. Perayaan kemerdekaanpun akan ada selama masyarakatnya merawat ingatan jika kemerdekaan bukan hanya tentang perlombaan atau upacara tapi juga tentang hikmat kebijaksanaan dari para pemangku kebijakan yang membuat negara ini akan semakin dewasa dengan kesejahteraan yang merangkum semua.
Juga untuk seluruh masyarakat Indonesia, semoga kedewasaan berpikir semakin tumbuh dan nilai-nilai kebaikan akan hadir sebagai buah yang nantinya kita nikmati bersama.
Hari ini Gen Z berkomentar puluhan tahun lagi merekalah yang ambil peran. Menurut kamu para Gen Z yang baca tulisan ini seberapa penting sih merayakan hari kemerdekaan?