Demosmagz – Ratusan jurnalis yang tergabung dalam Forum Komunikasi Jurnalis Indramayu (FKJI) mengadakan aksi protes di depan kantor KPU Indramayu, Jawa Barat, pada Selasa (19/11/2024).
Aksi protes ini merupakan bentuk reaksi terhadap dugaan tindakan penghinaan pada profesi jurnalis yang dilakukan calon bupati (cabup) Indramayu nomor urut 2, Lucky Hakim.
Dalam unjuk rasa tersebut, para jurnalis menyampaikan protes mereka dengan membawa spanduk dan berorasi. Para pengunjuk rasa mendesak KPU Kabupaten Indramayu untuk meninjau kembali tindakan Lucky Hakim yang mereka anggap sebagai merendahkan martabat profesi jurnalis.
Koordinator aksi, Hendra Sumiarsa, mengkritisi pernyataan Lucky Hakim yang dinilai menghina jurnalis Indramayu. Salah satu pernyataan Lucky yang menjadi titik permasalahan adalah tuduhan bahwa jurnalis di Indramayu “tidak waras”.
“Lucky Hakim menyatakan secara terbuka melalui video yang beredar di media mainstream dan media sosial bahwa produk-produk jurnalistik dilatarbelakangi oleh ketidakwarasan. Kami ingin tahu maksud dari ketidakwarasan ini,” ucap Hendra pada Rabu, 20 November 2024.
Hendra juga meminta pihak Lucky Hakim memberikan penjelasan mengenai pernyataan bahwa Calon Bupati Indramayu itu tidak takut terhadap media lokal.
“Kami ingin tahu, apa yang Lucky Hakim maksud dengan media lokal. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers, tidak ada dikotomi antara media lokal, nasional, maupun regional. Semua media berbadan hukum dan menghasilkan produk jurnalistik yang sama-sama memiliki nilai,” tegasnya.
Tak hanya itu, Hendra juga meminta agar Lucky Hakim memberikan klarifikasi secara terbuka, baik bertemu langsung dengan jurnalis maupun melalui video di media sosial.
“Kami hanya meminta penjelasan dan klarifikasi dari Lucky Hakim. Kalau tidak bisa bertemu langsung, buatlah video yang menjelaskan pernyataannya,” tambahnya.
Baca juga: Debat Publik Kedua Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Cirebon Diwarnai Ketegangan
Aksi ini berawal dari sebuah video berdurasi 5 menit 21 detik yang viral di media sosial. Video yang tersebar di media sosial itu memperlihatkan Lucky Hakim yang mengeluarkan penghinaan terhadap profesi jurnalis, saat ia berada di sebuah rumah makan di Jalan Suta Jaya, Pekandangan, Kabupaten Indramayu, pada Sabtu (16/11/2024).
Maksud penghiaan terhadap profesi jurnalis ini saat Lucky menyatakan bahwa “kewarasan di kalangan media sudah mulai langka”.
“Bahkan di teman-teman media pun sudah mulai banyak yang tidak waras, dilihat dari pemberitaan,” ujar Lucky mengutip dari video yang viral tersebut.
Selanjutnya, Lucky Hakim juga menuduh karya jurnalistik yang beberapa jurnalis buat adalah berita sampah.
“Ketika media mengklaim dirinya akurat, tajam, dan terpercaya, ternyata isinya berita sampah. Menurut saya, ini menunjukkan kewarasan kita sudah terdegradasi,” tambahnya.
Aksi unjuk rasa ratusan wartawan yang tergabung dalam Forum Komunikasi Jurnalis Indramayu (FKJI) lakukan, mendapat tanggapan dari kubu pasangan calon bupati dan wakil bupati Lucky Hakim-Syaefudin.
Mereka menganggap bahwa tuduhan tersebut merupakan kesalahpahaman dan mengajak untuk memverifikasi potongan video yang menjadi perdebatan.
Ketua Divisi Bidang Hukum Paslon Lucky Hakim-Syaefudin, Syamsul Bahri Siregar, menyampaikan tanggapan terkait pernyataan FKJI dalam aksi mereka yang menyebut Lucky Hakim bersikap provokatif dan sombong terhadap media.
Syamsul menjelaskan bahwa pihaknya sangat menghormati para jurnalis dari media mainstream maupun online.
Ia menambahkan, dalam kontestasi pilkada ini, jurnalis memiliki peran penting dalam mengawasi dan memastikan pelaksanaan demokrasi yang adil dan bebas dari pelanggaran, termasuk pelanggaran netralitas ASN, pejabat BUMD, kuwu, dan perangkat desa yang semakin marak.
Syamsul juga menjelaskan bahwa dalam video berdurasi 5 menit 21 detik tersebut, tidak ada maksud untuk merendahkan, menyakiti, atau menunjukkan permusuhan terhadap para jurnalis.
Ia menegaskan bahwa Lucky Hakim berharap media lebih bersifat edukatif dan tidak partisan, karena selama masa kampanye, paslon mereka mendapatkan banyak berita negatif tanpa keseimbangan dan hanya berdasarkan potongan video tersebut.
Lebih lanjut, Syamsul mengatakan bahwa jika para jurnalis FKJI merasa terhina, masalah ini seharusnya dapat terselesaikan dengan cara yang tidak merugikan pihak manapun.
“Jika kawan-kawan dari FKJI merasa Kang Lucky telah menghina, tentunya ada mekanisme untuk menguji dan menyelesaikan persoalan ini,” pungkasnya.
[…] Terbuka Pertama, Ini Jawaban Paslon Bupati dan Wakil Bupati Cirebon Tahun 2024 Ratusan Jurnalis di Kabupaten Indramayu Merasa Terhina oleh Lucky Hakim Sejarah! Timnas Indonesia Jadi Negara ASEAN Tersukses di Putaran Ketiga Kualifikasi Piala Dunia […]