DemosMagz – THR IdulFitri di Indonesia alias Tunjangan Hari Raya IdulFitri adalah tradisi khas Indonesia yang udah ada sejak lama banget. Awalnya pada tahun 1951, pemerintah Indonesia menerapkan THR ini hanya untuk pegawai negeri sipil (PNS) doang.
Sementara itu untuk sekarang, THR IdulFitri udah jadi hak semua pekerja, sesuai dengan aturan ketenagakerjaan yang berlaku.
Penasaran gimana asal-usulnya? Yuk, simak kisah lengkapnya di bawah ini!
Asal THR IdulFitri
Sejarah THR di Indonesia dimulai pas era Kabinet Soekiman Wirjosandjojo dari Partai Masyumi. Kabinet ini mulai aktif sejak April 1951 di bawah pimpinan Presiden Soekarno. Salah satu program unggulannya adalah ningkatin kesejahteraan Pamong Pradja, yang sekarang kita kenal sebagai PNS.
Baca juga: 4 Masjid Bersejarah di Cirebon, Mesin Waktu Untuk Melihat Kejayaan Islam Masa Lalu
Sejarah THR IdulFitri di Indonesia dari Tahun ke Tahun
Tahun 1951
Perdana Menteri Soekiman kasih tunjangan ke Pamong Pradja (PNS) dalam bentuk uang persekot alias pinjaman awal. Tujuannya buat bantu mereka lebih sejahtera. Tapi, duit ini tetep harus mereka kembalikan lewat pemotongan gaji di bulan berikutnya.
Tahun 1952
Ternyata, kebijakan ini bikin para pekerja lain gak terima! Mereka protes habis-habisan pada 13 Februari 1952, karena pemerintah Indonesia hanya memberikan THR kepada PNS. Para buruh menuntut hak yang sama supaya bisa dapet tunjangan juga.
Tahun 1954
Protes mereka akhirnya membuahkan hasil. Menteri Perburuhan saat itu mengeluarkan surat edaran yang mengimbau perusahaan buat ngasih “Hadiah Lebaran” ke para pekerjanya sebesar 1/12 dari gaji bulanan.
Tahun 1961
Awalnya cuma sebatas imbauan, tapi di tahun 1961, aturan ini resmi jadi kewajiban! Perusahaan wajib ngasih “Hadiah Lebaran” buat pegawai yang udah kerja minimal 3 bulan.
Tahun 1994
Seiring waktu, Pemerintah Indonesia mengganti istilah “Hadiah Lebaran” menjadi Tunjangan Hari Raya (THR) di bawah aturan Menteri Ketenagakerjaan tahun 1994. Sejak saat itu, THR jadi bagian dari regulasi ketenagakerjaan di Indonesia.
Tahun 2016
Tahun 2016, muncul Peraturan Menteri Ketenagakerjaan (Permenaker) No. 6 Tahun 2016 yang bikin aturan THR makin jelas. Sekarang, pekerja yang baru kerja minimal 1 bulan pun udah berhak dapet THR, meskipun dihitung secara proporsional.
Aturan Main THR IdulFitri di Indonesia
Sesuai Permenaker No. 6 Tahun 2016, THR adalah pendapatan tambahan yang wajib perusahaan berikan ke pekerja menjelang hari raya keagamaan.
Kapan THR Harus Diberikan?
THR IdulFitri di Indonesia harus cair paling lambat H-7 sebelum hari raya sesuai agama pekerja. Tapi, kalau ada aturan khusus di perusahaan, bisa jadi berbeda.
Siapa Saja yang Berhak Dapat THR?
Berdasarkan regulasi, THR diberikan kepada pekerja dengan status PKWT & PKWTT (baik kontrak maupun tetap) yang sudah kerja minimal 1 bulan. Pekerja yang kena PHK dalam 30 hari sebelum hari raya, tetap berhak dapat THR. Pekerja yang dipindahkan ke perusahaan lain dengan masa kerja yang masih berlanjut.
Berapa Besar THR yang Harus Dibayarkan?
Rincian besaran THR berdasarkan aturan yaitu 1 bulan gaji penuh → Buat pekerja yang udah kerja 12 bulan atau lebih. Kemudian dihitung proporsional → Buat pekerja yang baru kerja 1-12 bulan dengan menggunakan rumus (Masa kerja dalam bulan / 12) × Gaji sebulan.
Dari awalnya cuma buat PNS, sekarang THR udah jadi hak seluruh pekerja. Aturan ini juga terus mengalami perkembangan supaya pekerja tetap sejahtera.
Buat pekerja, THR jadi rezeki tambahan buat persiapan lebaran atau hari raya lainnya. Sementara buat perusahaan, THR adalah bentuk apresiasi ke para pekerja yang udah kerja keras sepanjang tahun.
Semoga informasi ini bermanfaat dan makin paham soal sejarah serta aturan THR di Indonesia!
1 komentar