Vihara Dewi Welas Asih Arak Tandu Joli dalam Perayaan Cap Go Meh 2576, Dipercaya Mendatangkan 15 Dewa

DemosMagz – Setahun sekali, tradisi sakral tandu joli digelar sebagai bagian dari perayaan Cap Go Meh di Vihara Dewi Welas Asih atau Kelenteng Tiao Kak Sie.

Perlu diketahui bahwa Cap Go Meh adalah akhir dari rangkaian perayaan Tahun Baru Imlek yang ditetapkan setiap dua minggu setelah perayaan Tahun Baru Imlek. Pada perayaan Cap Go Meh 2576 atau tahun ini, jatuh pada hari ini Rabu (12/02/2025).

Sementara itu, tandu joli merupakan ritual mengarak tandu yang berisikan joli (sebuah kursi yang terbuat dari rotan atau kayu) yang diyakini akan diisi oleh dewa.

Ritual ini menjadi menjadi bagian penting dalam prosesi keagamaan seperti Cap Go Meh, karena diyakini akan mendatangkan 15 dewa yang berada di Vihara Dewi Welas Asih.

Selain itu, bagi penganut agama Kong Hu Cu mengadakan ritual tandu joli juga dipercaya mampu menolak bala dan mendatangkan berkah bagi umat yang merayakan.

Baca juga: Klenteng Talang Plesetan dari Kata Toa Lang dan Simbol Toleransi di Cirebon Sejak Abad 14

Mendatangkan 15 Dewa Pembawa Berkah

Prosesi ini dipercaya akan mendatangkan 15 dewa yang dihormati oleh umat Tridharma, termasuk Dewa Kwan Kong, Dewi Kwan Im Po Sat, Dewi Mazhu (Macopo), Dewa Lochia, Dewa Hok Tek Ceng Sin, Dewa Hian Tian Sang Tee, Dewa Lak Kwan Ya, serta Maha Dewi. Para dewa ini merupakan simbol perlindungan, keberkahan, dan keseimbangan dalam kehidupan.

Kesakralan dengan Elemen Tradisional Tandu Joli

Untuk menjaga suasana tetap sakral dan harum, kayu gaharu digunakan dalam ritual ini. Selain itu, bendera lima unsur yaitu; air, tanah, logam, kayu, dan api, dikibarkan sebagai perlambang keseimbangan alam semesta.

Tandu joli sendiri diangkat oleh tim pembawa yang terdiri dari empat hingga delapan orang. Mereka bertugas mengarak joli dalam prosesi peribadatan, mengikuti jalur yang sudah ditentukan.

Baca juga: Bukan Sunda atau Jawa, Ini Dia Basa Cerbon, Bahasanya Orang Cirebon

Peran Tim Ritual dan Biaya Pembuatan Tandu Joli

Setiap ritual di Vihara Dewi Welas Asih atau Tiao Kak Sie ini dipimpin oleh tim spiritual seperti Mpu Lontar dan Derry Zhen, yang memastikan seluruh prosesi berjalan sesuai tradisi dan tata cara yang telah diwariskan turun-temurun.

Pembuatan joli sendiri memerlukan biaya yang cukup besar. Harga joli berkisar antara Rp15 – 30 juta, yang dananya diperoleh dari kas klenteng.

Perbedaan Klenteng dan Vihara

Dalam tradisi Tionghoa di Indonesia, penting untuk membedakan antara klenteng dan vihara. Klenteng digunakan sebagai tempat ibadah umat Kong hHu Cu dan Tridharma (Buddha, Tao, dan Kong Hu Cu), sedangkan vihara diperuntukkan khusus bagi umat Buddha.

Prosesi tahunan ini menjadi bukti bahwa tradisi leluhur masih terus dilestarikan dan dihormati oleh umatnya. Ritual tandu joli bukan hanya sekadar upacara keagamaan, tetapi juga simbol kepercayaan dan persatuan dalam keberagaman budaya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 komentar